Buatmu yang sedang mulai gemar
membaca, kutuliskan satu kutipan yang tertinggal dari masa perang dunia:
Arbeit macht frei.
Bekerja memberikan orang
kebebasan. Itu adalah slogan Nazi yang cukup terkenal pada masanya. Juga membikin
orang-orang, terutama tahanan Yahudi, bergidik ngeri ketika membacanya. Bagaimana tidak? Para tahanan melewati
berjam-jam, bahkan berhari-hari perjalanan, menggunakan kereta yang penuh sesak—nyaris
tanpa oksigen—tanpa diberi makan dan minum hingga tiba di suatu tempat yang
jauhnya bahkan tidak pernah diperkirakan oleh siapapun juga. Kalau tahanan
menderita sakit yang tak tertolong, dia akan cukup “beruntung” untuk digiring
masuk ke kamar gas. Langsung dimatikan tanpa mengalami penderitaan berkepanjangan. Yang celaka justru tahanan yang masih bertahan dan sehat
setelah perjalanan keparat tadi. Dia langsung mendapat pembekalan singkat dan
diantar untuk memasuki sebuah kamp kerja paksa. Di gerbang, biasanya dia akan
membaca slogan itu: Arbeit macht frei.
Bekerja memberikan orang kebebasan. Tentu semua orang tahu bahwa propaganda
tersebut terlalu buruk untuk sebuah kalimat motivasi. Para tahanan tahu tidak
ada harapan bernama kebebasan. Bekerja hingga waktu yang tak terbatas tentu tidak memiliki padanan dengan kata merdeka. Pada masa sang Führer di puncak kejayaannya, hampir
tak mungkin berdoa agar dia tiba-tiba dikalahkan oleh sebuah negara yang
berniat menyelamatkan mereka. Jika pun ada kebebasan, itu berarti malaikat maut
segera mendatangi mereka.