tulisan ini dipersembahkan untuk kawan-kawan penggerak program Smadha Peduli. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang program tersebut, silakan menuju ke sini.
***
Hari Rabu pekan kemarin, tepatnya tanggal 22 Nopember 2012, saya bersama kedua kawan saya yaitu Prima Harsha dan Surio Nugroho berkunjung ke sekolah tempat kami menghabiskan 3 tahun masa SMA: SMA Negeri 2 Purwokerto (selanjutnya akan saya sebut dengan Smadha saja). Sejak kami lulus tahun 2008 lalu banyak sekali perubahan, terutama perubahan fisik gedung sekolah. Bahkan perubahan tersebut cenderung mencolok apabila mengingat konon bangunan-bangunan di Smadha adalah cagar budaya sehingga tidak boleh dipugar dengan mengubah bentuk bangunan pada mulanya. Entahlah. Yang pasti, Smadha jauh lebih bagus dan terkesan modern dengan tampilannya yang sekarang.
***
Hari Rabu pekan kemarin, tepatnya tanggal 22 Nopember 2012, saya bersama kedua kawan saya yaitu Prima Harsha dan Surio Nugroho berkunjung ke sekolah tempat kami menghabiskan 3 tahun masa SMA: SMA Negeri 2 Purwokerto (selanjutnya akan saya sebut dengan Smadha saja). Sejak kami lulus tahun 2008 lalu banyak sekali perubahan, terutama perubahan fisik gedung sekolah. Bahkan perubahan tersebut cenderung mencolok apabila mengingat konon bangunan-bangunan di Smadha adalah cagar budaya sehingga tidak boleh dipugar dengan mengubah bentuk bangunan pada mulanya. Entahlah. Yang pasti, Smadha jauh lebih bagus dan terkesan modern dengan tampilannya yang sekarang.
Memasuki lapangan, kemegahan Smadha kian terasa. Lapangan sepakbola yang dulu asal hadir sebagai tempat berolahraga kini lebih terlihat cantik. Di sekeliling lapangan telah tersedia running track sehingga lapangan sepakbola Smadha sekarang seperti gelanggang olahraga meskipun dalam konsep mini. Apalagi kini sedang dibangun monumen terima kasih guru yang diinisiasi oleh para alumni sekolah dengan tujuan sebagai wujud persembahan mereka terhadap dedikasi para guru. Luar biasa.
Itu saja?
Penampilan depan tersebut belum seberapa. Tempat pertama yang kami kunjungi, yakni ruangan BK, lebih mengejutkan lagi. Lokasi ruangan BK masih sama seperti waktu saya bersekolah dulu. Hanya saja, bangunan yang benar-benar baru tetap saja membikin orang yang lama tak berkunjung akan terkaget-kaget. Ruangan tempat para siswa berkeluh kesah yang dulu seperti gudang gelap yang tak terpakai kini menjadi sangat bagus. Lantai keramik, pendingin ruangan yang menghiasi, juga ruang tamu yang benar-benar nyaman membuat saya lebih merasa sedang berada di ruang tunggu eksekutif daripada di dalam sekolahan.
Itu saja?
Penampilan depan tersebut belum seberapa. Tempat pertama yang kami kunjungi, yakni ruangan BK, lebih mengejutkan lagi. Lokasi ruangan BK masih sama seperti waktu saya bersekolah dulu. Hanya saja, bangunan yang benar-benar baru tetap saja membikin orang yang lama tak berkunjung akan terkaget-kaget. Ruangan tempat para siswa berkeluh kesah yang dulu seperti gudang gelap yang tak terpakai kini menjadi sangat bagus. Lantai keramik, pendingin ruangan yang menghiasi, juga ruang tamu yang benar-benar nyaman membuat saya lebih merasa sedang berada di ruang tunggu eksekutif daripada di dalam sekolahan.