Sore tadi aku berkunjung ke kafe yang biasa kita kunjungi. Entah angin apa yang membawaku, pun aku tak punya cukup alibi untuk mampir. Namun faktanya kendaraanku bak merpati pos yang telah tahu tujuannya sendiri.
Sudah cangkir kopi yang ketiga, tapi aku masih belum menemukan alasan untuk apa aku di sini. Hujan di luar dan lagu yang dibawakan seharusnya bisa menghangatkan, apalagi dinikmati bersama caffe latte dan rokok yang kuhisap sekarang ini. Akan tetapi hal itu hanya berlaku jika aku tak di sini. Ya, duduk di sini seperti membuka album usang yang seharusnya dibuang.